Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BELAJAR JADI COACH UNTUK ANAK ANAK (1)

 APA ITU COAHING

   Tahun 1500-an

      Pembuat roda di Kocs (Hungaria) membuat gerobak ditarik kuda yang menggunakan suspensi         per baja. Gerobak ini kemudian disebut sebagai “Kocs”, asal kata “coach” dalam bahasa Inggris.
    Istilah “coach” untuk alat angkut masih digunakan bahkan hingga saat ini untuk menyebut             gerbong penumpang KA, bus, atau kelas ekonomi di pesawat udara  
   
    

 Tahun 1830-an
     Oxford University menggunakan istilah “coach” untuk tutor yang membimbing, melatih dan               ”menghantarkan” mahasiswa agar dapat menempuh ujian.

Tahun 1860-an
          Istilah coach mulai digunakan di dunia olah raga. Menjadi istilah yang paling dikenal                        tentang coaching.

 Tahun 1960-an
     Perkembangan coaching di area “human development” semakin pesat, dengan berkembangnya         area pembelajaran orang dewasa, human potential movement dll.

Tahun 1995
     International Coaching Federation didirikan dan memberikan definisi tentang coaching dalam         dunia perkembangan manusia.

Definisi Coaching 

“Hubungan kemitraan dengan klien, dalam suatu percakapan yang kreatif dan memicu pemikiran, untuk memaksimalkan potensi pribadi dan professional klien”



 COACHING VS TRAINING

Coaching 

  • Coach tidak perlu ahli dalam bidang yang dicoachingkan 
  • Untuk perorangan atau grup kecil Topik dan tujuan percakapan ditentukanoleh coachee.
  • Perjalanan sesi-sesi coaching sesuai dengan keinginan dan kecepatan klien. 
  • Harus dilakukan dengan percakapan 2 arah.

Training 

  • Trainer adalah ahli dalam subjek yang ditrainingkan 
  • Untuk grup kecil - besar 
  • Topik spesifik dan tujuan training ditentukan oleh trainer, sehingga seluruh proses ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut. 
  • Kebanyakan percakapan 1 arah, peserta hanya menerima. 
  • Untuk individu dan grup kecil
    COACHING vs MENTORING
    Coaching
    • Coach tidak harus pakar di area pengembangan si coachee 
    • Komunikasi dijalin 2 arah, melibatkan diskusi, ekplorasi dan penemuan ide-ide baru. 
    • Melibatkan proses perubahan mindset dan perilaku untuk hasil yang lebih baik

    Mentoring

    • Mentor harus lebih pakar dan senior di bidang yang dimentorkan. 
    • Komunikasi satu arah dari senior (orang yang lebih berpengalaman) ke junior (orang yang sedang belajar). 
    • Melibatkan transfer pengetahuan (knowledge) dan kecakapan (skill). 
    • Untuk individu dan grup kecil

      COACHING vs KONSELING 
      Coaching
    • Coaching dilakukan ketika ada tujuan yang ingin dicapai oleh individu. 
    • Fokus pada perubahan mindset dan perilaku untuk masa depan yang lebih baik 
    • Melibatkan proses kreatif untuk membangkitkan kesadaran diri 
    • Bergerak dari masa kini ke masa depan 
     Konseling 
    • Konseling biasanya dilakukan ketika ada masalah emosi dan psikologis.
    • Fokus pada pembenahan masa lalu
    • Kadang melibatkan terapi dan pendekatan remedial
    • Bergerak dari masa lalu ke masa kini 
     
  • COACHING  vs FASILITASI

    Coaching 
    • Coaching dapat dilakukan untuk individu maupun kelompok kecil (maksimal 10 org) 
    • Dilakukan untuk membantu orang atau kelompok mencapai tujuannya.Coaching biasanya dilakukan dalam beberapa sesi (bukan 1 kali saja) 
  • Fasilitasi 
    • Fasilitasi biasanya dilakukan untuk kelompok (grup kecil – ratusan orang)
    • Dilakukan untuk membahas issue- issue kelompok.
    • Fasilitasi bisa dilakukan hanya 1x, hanya jika dibutuhkan.
    •  

PRINSIP - PRINSIP COACHING

            Kemitraan :  

  • Ditandai oleh adanya tujuan percakapan yang disepakati 
  • Idealnya tujuan datang dari coachee 

        Percakapan Kreatif : 

  • Percakapan 2 arah  
  • Percakapan dilakukan untuk menggali, memetakan situasi coache 
  • Percakapan ditujukan untuk menghasilkan pemikiran atau ide-ide baru

        Memaksimalkan Potensi : 

  • Percakapan harus ditutup dengan kesimpulan yang dinyatakan oleh coachee
  • Percakapan menghasilkan rencana tindakan

COACH MINDSET

Coach sebagai Pusat:  

Lakukan coaching pada coachee, bukan pada masalahnya. Dengarkan, merespons dan bertanya untuk membuat klien dapat terus belajar dari situasinya.

Saya terbuka dan ingin tahu lebih banyak : 

Bersikap terbuka bukan untuk mengoreksi coachee, tetapi untuk terkoneksi. Bukan untuk mengkonfrontasi, tetapi untuk menghormati. Bukan untuk memberi tahu, tetapi untuk membangunkan kesadaran diri.

Saya menyadari semua yang terjadi setiap saat:

Seorang coach perlu menjaga kenetralan dan objektivitas sepanjang sesi. Kenetralan ini akan mengizinkan informasi terbuka satu persatu setiap momen, tanpa penghakiman. Izinkan ruang untuk hening, jeda atau refleksi.

Saya membantu coachee melihat peluang-peluang baru :

Coach membantu coachee untuk mengembangkan pemikiran ke depan dengan mengajukan pertanyaan yang membuat coachee makin mendekati apa yang mereka inginkan, bukan mengajukan pertanyaan untuk menilai atau mengajak klien melihat ke belakang.

( dirangkum dari Modul Pendidikan Guru Penggerak)

1 komentar untuk "BELAJAR JADI COACH UNTUK ANAK ANAK (1)"